Minggu, 10 Maret 2013


Mensyukuri nikmat Allah
          Nabi sallahu alaihi wassalam menceritakan
            “Ada tiga orang bani isra’il menderita penyakit belang, botak, dan buta Allah hendak menguji mereka maka Allah pun mengutus kepada malaikat, malaikat itu dating kepada si belang dan bertanya “Apa yang paling kamu dambakan,? Si belang menjawab “Saya mendambakan paras yang tampan dan kulit yang bagus serta hilang penyakit yang menjadi orang-orang jiji kepadaku”, kemudian malaikat itu mengusap si belang, maka hilanglah penyakit yang menjijikan itu bahkan ia di beri paras yang tampan.
            malaikat itu bertanya lagi “Harta apa yang paling kamu senangi?” sibelang pun menjawab “unta” kemudian malaikat itu member unta yang bunting sepuluh bulan. dan malaikat itu berkata, “semoga Allah member berkah atas apa yang kamu dapatkan.
            kemudian itu malaikat itu dating kepada si botak dan bertanya “Apa yang paling kamu dambakan”? si botak menjawab: saya mendambakan rambut yang bagus dan hilang penyakit yang menjadikan orang-orang jiji kepadaku ini.” Kemudian malaikat itu mengusap si botak, maka hilang penyakit nya itu serta di beri rambut yang bagus, malaikat itu bertanya lagi: “harat apakah yang paling kamu senangi? Si botak menjawab, “sapi” kemudian ia diberi sapi yang buting dan malaikat tadi berkata semoga Allah member berkah atas apa yang kamu dapatakan saat ini.
            Kemudian malaikat itu dating kepada si buta dan bertanya “Apakah yang apaling kamu dambakan”? si buta menjawab “saya mendambakan agar Allah mengembalikan pengelihatanku sehingga aku dapat melihat kembali.” Malaikat itu pun mengusap si buta, dan Allah mengembalikan pengelihatanya malaikat itu bertanya lagi “ Harta apa yang paling kamu senangi”? si buta menjawab “Kambing, kemudian ia iberi kambing yang bunting. Selang beberapa waktu kemudian, unta, sapi, dan kambing tersebut berkembang biak, dan akhirnya si belang tadi memilki unta yang memenuhi suatu lembah, demikian juga dengan sibotak dan si buta masing-masing memiliki sapid an kambing yang memenuhi suatu lembah.
            Kemudian malaikat tadi dating kepada si belang dengan menyerupai orang yang berpenyakit belang seperti keadaan si belang waktu itu, dan berkata “saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di perjalanan, sampai hari ini tidak ada yang mau member pertolongan kepada saya kecuali Allah dan kemudian kepada engkau, saya meminta kapadamu dengan menyebut zat yang telah member englau paras yang tampan dan kulit yang bagus serta harta kekayaan seelor unta untuk bekal dalam perjalanan saya.” Si belang berkata Hak hak yang harus saya berikan masih banyak.
            Malaikat itu berkata kalau tidak salah saya sudah mengenalimu, bukankah kamu dahulu orang yang berpenyakit belang sehingga orang jiji kepadamu? Bukankah kamu dahulu orang yang miskin dan Allah memberikan kekayaan kepadamu? Si belang berkata harta kekayaan ku ini adalah warisan dari nenek moyangku, malaikat itu berkata jika kamu berdusta, semoga Allah mengembalikanmu keadaanmu seperti semula.
            Kemudian malaikat itu dating kepada si botak seperti keadaan si botak pada waktu itu. Dan berkata kepadanya seperti apa yang dikatakan pada si belang si botak juga menjawab seperti jawaban si belang tadi kemudian malaikat tadi berkata “jika kamu berdusta, semoga Allah mengmbalikanmu seperti kedaan semula”
            Kemudian malaikat tadi mendatangi si buta dengan menyerupai keadaan si buta waktu itu dan berkata “saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di tengah perjalanan saya mwminta kepadamu dengan menyebut zat yang telah membalikan pengelihatanmu, seekor kambing untuk perjalanan saya” si buta berkata saya dahulu adalah orang yang buta kemudian Allah mengembalikan pengelihatan saya. Maka ambilah apa yang kamu inginkan dan tinggalkanlah apa yang tidak kamu senangi. Demi Allah sekarang, saya tidak akan memberatkan sesuatu kepadamu yang kamu ambil karena Alla yang maha mulia. Malaikat itu berkata peliharalah harta kekayaanmu sebenarnya kamu itu di uji dan Allah telah rido kepadamu dan murka kepada kedua temanmu (si botak dan si belang)”(HR.Al-Bukhori dan Muslim, 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar